Minggu, 19 September 2010

Tidus

Bagi kalian yang hoby memainkan game konsol Playstasion 2 genre RPG tentu Final Fantasy X bukan hal asing lagi. Dimana Tidus ("Tiida" dalam versi Jepang) merupakan tokoh utama dan hero dari Final Fantasy X. Ia berasal dari Zanarkand 1000 tahun yang lalu dan merupakan pemain blitzball utama dari Zanarkand Abes. Tidus adalah anak semata wayang dari pemain legenda blitzball, yaitu Jecht. Sedangkan Dalam Kingdom Hearth, Tidus juga sempat muncul, walaupun tubuhnya kecil. Tidus merupakan salah satu anak yang tinggal di dunia yang sama dimana Sora, Riku, dan Kairi tinggal. Tidus menikmati bermain pedang dan selalu menantang Sora untuk mengalahkannya. Ia selalu terlihat bermain bersama Wakka dan Selphir. Tidus tidak muncul di Kingdom Hearts II dan hanya disinggung sekilas oleh Selphie.





Biodata

Usia : 17 Tahun
Tinggi : 175 cm
Asal : Zanarkand (1000 tahun yang lalu)
Senjata : Long Sword
Limit Break : Sword Play
Muncul di : Final Fantasy X, Final Fantasy X-2, dan Kingdom Hearts.





Sifat

Tiida, menurut bahasa Okinawa, mempunyai arti matahari. Sesuai dengan namanya, Tidus (versi Inggris) memang memiliki sifat seperti matahari. Dengan sifatnya yang cerah ceria, ia karakter yang terlihat paling menyolok di antara teman-temannya. Mungkin yang bisa menyaingi sinar-nya adalah Rikku, yang sama cerianya. Dilihat dari Wakka yang pesimis dan Kimahri dan Aurron yang selalu serius, Tidus memang karakter laki-laki yang paling easy going di antara kaum laki-laki yang ikut sebagai guardian Yuna.


Tidus paling tidak tahan melihat orang yang meremehkan orang lain. Sifat seperti inilah yang kemudian membuatnya nekad untuk langsung menyatakan bahwa yang akan memenangkan turnamen adalah Besaid Aurochs, dan bukan Luca Goers yang terus-terusan mengejek Aurochs). Alasan Tidus membenci tipe orang
seperti ini karena sifat demikian mengingatkannya pada ayahnya, yang selalu meremehkan kemampuannya. Pada awalnya Tidus memang sangat membenci ayahnya, namun perlahan ia mulai bisa menyadari bahwa sebenarnya ayahnya menyayangi dirinya.

Di pertengahan permainan, ia menyadari yang sebenarnya bahwa dirinya hanyalah merupakan bagian dari mimpi para fayth. Dengan kata lain, ia sebenarnya sudah tidak ada lagi di Spira. Namun karena terlibat dengan Sin, ia akhirnya menembus batas waktu dan tiba di Spira. Ketika mengetahui bahwa ia hanyalah mimpi, ia memutuskan untuk tidak memberitahukan kepada teman-temannya karena takut akan membuat mereka khawatir. Yuna sebenarnya mengetahui bahwa Tidus menyembunyikan sesuatu, sayangnya Tidus sendiri yang masih bersikeras untuk tidak memberitahukan Yuna sampai Yu Yevon dikalahkan.

Perkembangan karakter Tidus tampak terlihat mulai dari awal sampai akhir storyline. Dimulai dari seorang pemuda egois yang selalu bicara seenaknya sampai kemudian berubah menjadi pemuda yang mampu berpikir panjang, menghargai teman-temannya dan tabah, walaupun kebiasaan buruknya seringkali masih muncul. Saat pertarungan terakhir, Tidus hanya bisa mengatakan selamat tinggal dan tidak bisa menjawab saat Rikku bertanya apakah mereka masih bisa bertemu lagi. Ending Tidus adalahsalah satu ending hero yang tragis dan
menyedihkan.

Kisah Cinta


Dalam Final Fantasy X dikisahkan Tidus dan Yuna merupakan salah satu pasangan romantis yang menyamai keromantisan pasangan Squall Leonhart dan Rinoa Heartilly (Final Fantasy XIII). Pemain mana yang bisa melupakan event romantis mereka saat di Macalania Forest. Dengan diiringi lagu Suteki da ne, para player ikut terhanyut dengan perasaan Yuna serta Tidus. Tidus pada akhirnya mengakui bahwa ia menyukai Yuna. Dalam Final Fantasy X, ending yang ada memang sangat menyedihkan, terutama pada saat melihat Yuna dengan berurai air mata mengucapkan "I Love You..." sesaat sebelum Tidus pergi. Sungguh Menyedihkan memang... Untungnya Square Enix cukup berbaik hati terhadap pasangan ini. Dalam Final Fantasy X-2,
Tidus kembali muncul. Tapi kemunculannya ini diperlukan kerja keras dari para gamer, karena
Tidus hanya muncul pada Good Ending. Kalau dalam Normal Ending, kemunculannya adalah untuk mengucapkan salam perpisahan lagi sekaligus penegasan pada diri Yuna sendiri bahwa dia akan selalu mengingat Tidus sampai kapanpun juga.


Pada good ending, Tidus berhasil dibangkitkan kembali berkat kekuatan dari para fayth yang berhutang budi kepada Yuna. Namun tentunya semuanya ini tergantung juga kepada Yuna. Keinginan kuat Yuna untuk kembali bertemu dengan Tidus menyebabkan para fayth mampu mengabulkan keinginan Yuna tersebut. Pada
akhirnya, ending tragis pasangan Tidus dan Yuna bisa diperbaiki dan berakhir dengan bahagia. Adegan romantis terakhir mereka bisa dilihat di Perfect Ending.

Note: Saya belum sampai ending memainkan FF X-2, jadi yang pernah memainkan game ini bisa share di kotak komentar dibawah. Berbagi kisahnya, terutama share bagaimana cara memdapatkan good ending.

3 komentar: